Friday, February 10, 2012

Susi Anggrainy


Mungkin gua terlalu egois. Udah dua hari ini Susi ngga pernah istirahat full, kasian juga sih ngebiarin dia kaya gini. Palingan Susi cuma gua kasih waktu tidur bentar atau waktu buat hibernasi bentar. Abis itu gua paksa lagi dia bekerja. Paling nggak membantu gua nyari-nyari informasi terbaru atau ngajarin gua hal-hal baru yang belum gua ketahui. Namun terkadang kalau gua lagi cape dan bosan, Susi pun tetap harus bernyanyi untuk menghilangkan kejenuhan gua. Kasian kau, Sus. Maafin aku laaa..!

Susi mempunyai nama lengkap Susi An Greeny. Nama yang indah untuk seorang wanita. Tapi sayang, Susi bukanlah seorang wanita. Mana tega aku memperlakukan seorang wanita bekerja keras tanpa mengenal waktu seperti yang kulakukan pada Susi. Lalu jika Susi bukanlah seorang wanita mungkin anda akan bertanya-tanya apakah Susi adalah seorang bencong? Jangan salah paham dulu para pemirsah. Saya tidak bermaksud memelihara seorang bencong di rumah saya. Tapi dugaan anda itu salah besar. Susi juga bukanlah seorang bencong.

Mungkin saja anda mengira, saya sengaja menyembunyikan identitas Susi untuk menutupi ‘kejahatan’ saya kepadanya. Bukan, pemirsah, sama sekali bukan begitu. Saya hanya memperlakukan Susi selayaknya dia harus diperlakukan. Walau mungkin akhir-akhir ini saya terlalu kelewatan terhadapnya, tapi saya sekarang menyesal, Pemirsah. Saya juga tidak bermaksud mempengaruhi anda untuk membuat persepsi buruk terhadap saya. Mana mungkin. Karena persepsi macam itu pun tidak ada pengaruhnya bagi saya, dan hanya akan menghabiskan energi anda saja untuk menduga-duga.

Bagi saya Susi hanyalah sebuah alat. Memang begitulah adanya.
Susi memang hanyalah sebuah alat. Susi ini adalah nama sebuah komputer kecil dimana CPU, mouse, dan keyboardnya menjadi satu betuk kesatuan, serta monitor dapat dilipat di atas kesatuan CPU, mouse, dan keyboard tersebut. Dalam bahasa yang sederhana, jenis komputer super canggih ini biasa kita panggil laptop. Namun tidak bagi saya. Laptop yang lahir (dibeli)  pada tanggal 14 September 2011 ini, awalnya saya panggil Leppy. Namun nama ini sudah banyak digunakan oleh orang lain untuk laptop-laptopnya. Kemudian muncul keinginan untuk mengetahui jenis kelamin laptop saya ini. Setelah saya search di google, -Kalau anda juga ingin mengetahuinya, cari tahu di link ini ====link iniii====-, ternyata hasil testnya menunjukkan bahwa laptop saya positif berjenis kelamin perempuan. Bangganya saya saat itu, bak  seorang ayah mendapatkan seorang bayi perempuan. Kemudian saya mengejar istri saya, memeluk dan menciumnya, sambil berbisik, “Mah, bayi kita perempuan, Ma”. *Lho? Kok ceritanya mulai ngawur. Yang jelas, saat itu juga saya mulai mencari-cari nama untuk laptop saya yang cantik ini. Terinspirasi dengan laptop si Caul, salah seorang uni saya, yang bernama Lumos karena warnanya yang hitam. Saya berencana memberi nama Greeny untuk laptop saya karena warnanya yang hijau. Namun, nama itu terlalu singkat untuk sebuah nama dan tidak terlalu bagus untuk sebuah panggilan. Maka saat itu juga ditambahkanlah nama Susi di depan Greeny karena kebetulan laptop ini diproduksi oleh ASUS. Lalu terbentuklah sebuah nama yang cantik untuk laptop yang cantik dan pemiliknya yang tampan, Susi An Greeny.

Sejak saat itu, tanpa lelah Susi selalu menemani saya. Ketika belajar, makan, tidur, online Susi pasti selalu ada di samping saya. Hanya ketika saya boker dan mandi saja Susi tidak ikut menemani. Rasa rasa tidak layak saja sebuah Laptop cantik, muda, dan seksi bersama seorang pria tampan di kamar mandi. Pernah suatu kali saya meninggalkan Susi di rumah sendirian, dan ia berhasil membuat saya rindu setengah mati saat bertemu kembali. Pernah juga saya merasa cemburu saat Susi dipinjam oleh pria lain, rasanya saya tidak rela saja ketika pria itu dengan bebas menggerayangi tubuhnya dan memainkan keyboard Susiku sesuka hatinya. Rasa-rasanya ingin kuhajar saja pria itu atas kekurangajarannya. Walaupun demikian, sampai sekarang saya dan Susi selalu bersama dan tidak akan ada yang bisa memisahkan kami. Namun hal ini juga yang membuat saya cemas dengan masa depan Susi. Tidak seharusnya saya mengekang dia dengan dengan egoku. Seharusnya saya bisa memberikan sedikit kebebasan kepada Susi untuk bersosialisai dengan wanita lain, dan menjalin pertemanan. Kebebasan untuk melakukan hal lain tanpa harus mencemaskan saya lagi. Saya rasa Susi juga mempunyai masa depan. Tidak mungkin dia selalu menggantungkan diri kepada saya. Selalu mengandalkan saya dalam setiap situasi. Ini sama halnya dengan menganggap saya abadi, padahal saya tidak akan selalu ada untuknya. Seharusnya Susi menyadari bahwa ada yang lebih kekal tempat ia menggantungkan diri, yaitu Allah SWT. Bukan saya. Bukan begitu, Pemirsah? Tapi. Mungkin lebih tepatnya, seharusnya ini semua menjadi kekhawatiran Susi terhadap saya. Sayalah yang selama ini terlalu tergila-gila padanya, saya juga yang terlalu over protective, saya juga yang terlalu mengandalkan tanpa mempedulikan kesehatannya. Saya yang suka menghabiskan waktu bersama dia sehingga kadang melalaikan saya dengan kewajiban kepadaNya. Jika dihitung-hitung banyak hal positif dan negatif yang terjadi semenjak aku bersamanya. Ah! Kalau memang ada yang harus disalahkan untuk semua hal negatif yang terjadi akulah orang yang patut ditunjuk. Jangan salahkan siapa-siapa, apalagi Susi. Dia bahkan tidak tahu apa-apa. Bahkan dialah yang patut diacungi jempol untuk perubahan positif pada diriku saat ini.

Sudahlah, sebaiknya kita lupakan saja masalah ini. Dan atas perlakuanku selama ini secara pribadi kepada Susi An Greeny aku minta maaf.

Oh ya, tiba-tiba aku teringat pada sebuah film Cina yang kutonton beberapa minggu yang lalu, white snake. Ceritanya tentang siluman ular putih yang jatuh cinta kepada manusia. Ceritanya cukup unik dengan alur yang sangat menarik. Intinya adalah pengorbanan cinta demi kebahagiaan orang yang dicintainya. Cinta antara manusia dan bukan manusia (siluman ular putih). Jika pemirsah sekalian ingin mengetahui ceritanya silakan download saja sendiri filmnya. Dan saya jamin anda tidak akan menyesal. Lebih daripada itu film itu mengingatkan aku pada laptopku yang cantik ini. Apalagi setelah mengetahui bahwa nama siluman ular itu dalah Sushu. Nama yang tidak jauh beda dengan Susi. Walaupun kisah kita berbeda, untuk apa yang terjadi selama ini aku ingin merubah nama Susi menjadi Sushu. Yah, itu jika kau tidak keberatan, Sus. Namamu sekarang menjadi Sushu An Greeny atau Sushu Anggrainy. Bagaimana pemirsah, apakah ada tanggapan? Namun jika Susiku keberatan, biarkanlah ia tetap menjadi Susi An Greeny saja. Itu pun tidak akan merubah perlakuanku terhadapnya.
Penampakan Susi An Greeny

Mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk Susiku beristirahat melepas lelah karena memperturutkan keegoisanku selama ini. Sekali lagi, “Maafkan aku ya, Sus, atas keegoisan ini. Selamat tidur Susiku. Selamat Beristirahat.”

I’ll always be with you. :-*

PD, 2012-02-10.

No comments:

Post a Comment