Thursday, July 31, 2014

Sebuah Pikiran (a though)

Hidup. 

Aku merasa hidup kah? Selain bernafas dan memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh lainnya, aku merasa tidak hidup jika tidak menulis. Ya aku merasa mati selama ini, hidupku hanya menurut pandanganmu saja jika engkau memandangku begitu, menurut pandanganku hidup tak begitu terasa hidup ketika tidak menulis. Jangan pernah menertawakan orang mati, jangan tertawakan orang yang tak menulis.

Lalu kenapa kita diperintahkan untuk “membaca”? agar kita belajar untuk hidup. Lihatlah perbedaannya. Maka tidak salah jika dikatakan bahwa penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula. Seseorang yang lebih banyak menghabiskan hidupnya untuk membaca, jangan pernah remehkan dia. Bisa jadi ia lebih hebat dari orator “ulung” yang sedang berkoar-koar itu. karena koar-koaran seharusnya dilakukan dua kali lebih sedikit dari pada membaca, mendengar, serta bekerja. Mungkin inilah sebabnya Allah ciptakan organ untuk melakukannya itu dua kali lebih banyak. Mata, telinga, tangan, dan kaki ada dua sedangkan mulut dan lidah kita satu. Dan jari-jari tangan serta kaki diciptakan masing-masing sepuluh, semoga kita mengerti apa maksud penciptaan ini.

Bagaimana dengan berfikir? Berfikir adalah suatu keniscayaan ketika kita sudah membaca. Namun seringkali keniscayaan ini bagi sebagian orang digunakan untuk mengingkari kenyataan. Sementara sebagian yang lainnya hanya bisa mengangguk-angguk tanda setuju. Apakah proses berfikir itu menggunakan otak saja ataukah hati ikut berperan di dalamnya, tak satu pun orang mau mengkritisinya. Seakan ayat cinta Allah pada surat al-falaq hanya difahami sebatas perintah “bacalah” saja. Dan kata-kata itu hanya bisa menyentuh imajinasi kita yang terdangkal. Namun seakan seperti memiliki lautan samudra, padahal cuma empang saja. Lalu bagaimanaa? Jika aku boleh katakan bahwa ini merupakan sebuah siklus sederhana, berfikir itu terletak diantara membaca dan menulis. Tak semua hal yang dibaca dapat difikirkan, dan tak semua yang difikirkan dapat dituliskan, Namun semua yang difikirkan dan dituliskan dapat dibaca. Semoga yang tersirat di dalam fikiran lebih banyak kita baca daripada yang tersurat dalam tulisan ini.

Seluruh nabi dan rasul yang diutus ke Bumi, semuanya mengajarkan kita bagaimana cara membaca, berfikir, dan menulis dalam bahasa yang lebih umum. Dan begitulah caranya untuk hidup dan merasa hidup.

Jika masih saja ada kebingungan untuk hidup dalam bahasa yang lebih umum, mungkin kita termasuk orang yang diserukan dalam firman-Nya melalui pertanyaan singkat, “Apakah engkau tidak berfikir?”

No comments:

Post a Comment