Assalamualaikum,
Untuk kamu yang sedang kucintai saat
ini, mungkin kamu tidak merasa ya? aku tahu, aku ingin bilang bahwa aku tidak
mencintaimu.
Ah, maafkan aku. Seharusnya kusapa
dulu kamu dengan menanyakan bagaimana kabarmu, atau kuberitahu dulu kamu bahwa
aku dalam keadaan sehat wal‘afiat saat menulis surat ini. Sekali lagi maafkan
aku karena tidak melakukan hal tersebut. Aku terlalu bersemangat untuk
mengungkapkan perasaan ini.
Hal ini sangat aneh dan janggal
kurasakan dari yang biasanya. Ada perasaan hangat dan nyaman jauh di dalam
dadaku saat aku melihat senyummu. Apalagi ketika mataku tertangkap basah saat
menikmati pancaran keindahan makhluk luar biasa itu, kamu. Aku sering kelabakan
saat matamu menangkap mataku dan melumatnya hingga aku dibuat tak berdaya. Mungkin
kamu tidak merasa bahwa sekarang aku sedang menceritakan tentang dirimu. Atau
memang kamu tidak benar-benar peduli. Ah, yasudahlah. Saat itu aku hanya ingin
mengatakan bahwa aku mencintaimu. Walaupun sebenarnya aku tidak mengerti betul maknanya
saat itu, aku tetap ingin mengatakannya padamu. Tapi kamu tahu, aku hanya
terdiam, tak kulakukan.
Kamu tidak akan mengerti kalau pun
aku jelaskan panjang lebar. Proses jatuh cinta padamu itu adalah hal yang
sangat sederhana bagiku, seperti yang pernah kuceritakan sebelumnya. Tapi
sekarang kamu memang harus tahu. Sebagai manusia biasa aku akui aku memang sangat
mencintaimu. Hal ini membuatku jadi gila jika memikirnya. Namun jujur, kurasa
sebenarnya cinta ini bukanlah cinta yang murni. Aku pun tak mengerti jika
kupikirkan betul masalah ini. Yang kemudian membuatku mengambil kesimpulan
ternyata aku tidak mencintaimu. Rasa ini tidak suci. Aku tidak berhak memiliki
rasa yang sebenarnya sangat suci ini saat ini. Rasa ini menjadi tidak suci lagi
jika seandainya kuungkapkan kepadamu sekarang. Maafkan aku, tapi sekarang aku
benar-benar tidak mencintaimu.
Tapi harus kau tahu bahwa jauh di
dalam hati ini aku tetap menjaga cintaku padamu agar tidak ternodai
kesuciannya. Hingga suatu saat nanti waktu akan membawaku memiliki dan berhak
merasakan cinta yang suci ini pada waktu yang tepat. Kamu tahu itu kapan? Yah,
benar. Itu adalah hari ketika aku mengucapkan ijab kabul di depan walimu. Aku
harap kamu bersabar sampai saat itu tiba. Aku harap kamu juga menjaga cintamu
padaku tetap suci sampai saat aku meminangmu. Itu pun kalau kamu juga memiliki
perasaan yang sama denganku. Ah.. mungkin aku terlalu geer dan terlalu berharap
tinggi memintamu seperti itu. Emangnya siapa aku? Tak lebih dari seorang yang
tidak kau kenal. Maafkan aku, sebenarnya aku pun tak mengenal dirimu. Maka
izinkanlah aku mengenalmu nanti setelah hari pernikahan kita saja. Namun jika
nanti aku mengatakan bahwa aku mencintaimu terlalu cepat, kau dapatkatakan
bahwa itu bohong, aku tidak mencintaimu. Itulah sebabnya aku tulis surat ini. Tetapi
jika ada seseorang lain yang menyatakan cintanya padamu, atau kamu yang
menyatakan cinta pada seseorang lainnya di kemudian hari. Aku katakan bahwa
kamu bukanlah seseorang yang kumaksudkan dalam surat ini. Maka berhentilah
membacanya sekarang. Mungkin aku salah alamat, atau yang kuterima adalah alamat
palsu dari Ayu Tingting. Jika kamu benar-benar akan menjaga dirimu dan hatimu
itu, bersabarlah menunggu, percayalah aku kan datang. Hmm.. *confident*
Tapi sekarang aku bertanya-tanya
kenapa kamu membaca suratku ini. Apakah kamu benar-benar merasa bahwa kamu
adalah seorang yang sedang kubicarakan? Atau ini hanyalah kepercayaan dirimu
yang tinggi saja? Ahha, atau sebenarnya
kamu juga mengagumiku? Kamu mencintaiku? Aiihh.. kamu tersipu malu. Aku bisa
melihat dengan jelas rona merah di pipimu itu. Tak perlu kau tutup-tutupi rona
itu, kamu terlihat cantik kok dengan itu.
Ah, sudahlah, kukira kamu pun juga
terlalu geer dengan aku. Walaupun aku juga berharap akan mencintaimu selamanya,
namun ini adalah surat tidak cinta. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku tidak
mencintaimu.
Aku tidak cinta. Namun sekarang aku
ragu kalau yang tidak kucintai itu adalah kamu. Aku kan hanya tidak cinta.
Sudahlah, kuakhiri saja surat ini. Kamu pun pasti sudah mulai bosan juga kan
membaca surat yang terlalu panjang ini. Ya, aku pun tak tahu lagi apa yang akan
kukatakan kepadamu. Biar nanti kita lanjutkan saja lagi pada hari aku dan kamu
sudah bersama-sama. Sampai jumpa ya pada hari itu.
Aku (tidak) mencintaimu! :)
No comments:
Post a Comment