Tuesday, April 19, 2011

Aku Mahasiswa

Matahari pagi sudah menampakkan dirinya, dan diam-diam cahayanya mulai menyelinap masuk melalui celah-celah kecil menuju kamarku. Sayup-sayup mataku menangkap sekilas cahaya itu. Arrgh, ini adalah yang kesekian kalinya aku telat shalat subuh lagi karena telat bangun. Ya, beginilah kehidupan sebagai  mahasiswa, tidak ada orang yang mengatur bagaimana hidup kita seharusnya, kecuali diri kita sendiri. Tiba-taiba pikiranku terlempar jauh ke masa lima tahun yang lalu. Tidak seperti waktu SMA dulu dimana kami selalu shalat subuh berjamaah di masjid. Masih teringat jelas bagaimana kami dibangunkan oleh pembina siswa waktu itu jauh sebelum azan subuh berkumandang. Namun tak jarang kami pun tidur lagi setelah menghidupkan lampu kamar pertanda kami sudah bangun. Haha, sungguh indah mengenang masa-masa itu. Sekarang mana ada lagi orang yang membangunkan buat shalat subuh, menyuruh kita buat olahraga pagi, memperhatikan penampilan dan kerapian kita, mengatur jadwal makan 3 x sehari, mengantar berobat ketika sakit, mengingatkan mandi pada sore hari, mengingatkan kita waktu-waktu shalat, mengingatkan untuk tetap belajar, mengingatkan jangan bergadang, memperingati ketika kita salah, dan masih banyak lagi. Dan semuanya itu sekarang harus saya pahami sudah tidak ada lagi.

Walaupun sekarang semuanya terlihat tak seindah dulu lagi, namun saya juga harus memahami dunia ini pasti berputar. Tidak mungkin kita terus-terusan berada ditingkat yang sama, kita bisa saja berada di atas dan bisa juga di bawah. Sama halnya dengan sekolah begitu jugalah hidup. Sekolah mempunyai tingkatan-tingkatan, misalnya SD dari kelas 1 sampai kelas 6.  Agar kita bisa naik kelas kita harus mempunyai nilai yang bagus dan harus lulus menghadapi ujian-ujiannya, setel
ah nilainya mencukupi barulah kita bisa naik kelas. Begitu juga dengan hidup, sebagai tambahannya kita tidak bisa menjalani tingkatan yang lebih tinggi seperti kita menjalani tingkatan sebelumnya, karena di sini kita akan menghadapi tantangan yang lebih besar lagi daripada tantangan sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan roda kehidupan kita berputar kebawah. Kita jarang menyiapkan strategi-stategi dan inovasi baru dalam hidup dan sering melupakan prioritas utama kita dalam hidup ini. Kebanyakan kita malah terlena dengan masa lalu dan terlalu berharap pada mimpi-mimpi indah di masa depan, sehingga apa yang harus dilakukan pada hari ini sering terlupakan. Padahal masa lalu itu bukan milik kita lagi, dan masa depan atau hari esok belum tentu menjadi milik kita, hari inilah milik kita yang sebenarnya. Kita sering lupa dengan apa yang kita miliki, dan lebih menginginkan apa yang belum menjadi atau bukan milik kita lagi. Bukan maksud saya melarang untuk bermimpi. Mimpi itu adalah kunci untuk kita menguasai dunia (kata Nidji), namun inti yang ingin saya sampaikan adalah agar kita lebih banyak mensyukuri apa yang kita miliki sekarang, dan memanfaatkannya untuk hal-hal yang berguna bagi kehidupan kita maupun kehidupan orang lain. Jadi, lakukanlah  apasaja yang dapat kita lakukan sekarang selagi kita masih mampu. Langkah besar tidak terjadi begitu saja, namun langkah-langkah kecil yang berkesinambungan. Jadi tunggu apa lagi. ACT NOW!! :-D 

No comments:

Post a Comment